Minggu, 16 Desember 2018

PERANAN TIK DALAM PEMBELAJARAN PENJAS
DI SEKOLAH

DISUSUN OLEH :
DEWI ARISKA
P2A118010

PROGRAM STUDI (S2) PENDIDIKAN OLAHRAGA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAMBI 2018


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menggariskan, bahwa pendidikan dilaksanakan melalui suatu sistem pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Di antara implikasi penting dari pemberlakuan Undang-Undang ini adalah bahwa penyelenggaraan pendidikan di wilayah negara Republik Indonesia harus sesuai dengan standar yang berlaku di negara ini.
Otonomi Pendidikan akan berpengaruh positif terhadap perkembangan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berbasis kepada kebutuhan dan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh sekolah dan daerah yang bersangkutan. Keragaman potensi dan sumber daya daerah dapat menyebabkan mutu keluaran sekolah yang sangat bervariasi. Oleh karena itu, upaya standarisasi mutu dan jaminan bahwa penyelenggaraan pendidikan memenuhi standar mutu itu harus menjadi fokus perhatian dalam upaya memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan secara nasional.
Perbaikan dan pengembangan sistem penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi secara terus menerus terhadap kelayakan dan kinerja sekolah. Ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada sehingga dapat dilakukan upaya-upaya untuk memperbaikinya. Penilaian terhadap kelayakan dan kinerja yang dilakukan secara terus menerus dalam rangka melakukan perbaikan dan peningkatan mutu sekolah secara berkesinambungan tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan manajemen khususnya manajemen mutu

Erat kaitannya dengan usaha sekolah untuk terus meningkatkan mutu, Media merupakan salah satu alat yang memungkinkan anak untuk lebih mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah dan dapat  mengingatnya dalam waktu yang lama dibandingkan dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantuan. Dalam perkembangan sekarang ini, TIK sudah banyak digunakan sebagai media pembelajaran dengan tujuan agar pesan yang disampaikan mudah dimengerti oleh peserta didik. TIK sebagai media pembelajaran digunakan untuk menyederhanakan pesan, mengurangi verbalitas, menyamakan persepsi, menarik perhatian siswa, menghemat waktu dll.

Tujuan khusus TIK sebagai media pembelajaran adalah:
1.     Memberikan pengalaman belajar yang berbeda
2.     Menumbuhkan sikap dan keterampilan BTI
3.     Menciptakan situasi belajar yang menyenangkan
4.     Menjadikan belajar lebih efektif, efisien dan bermakna
5.     Membuka peluang belajar dimana dan kapan saja
6.     Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik
7.     Menjadikan belajar sebagai suatu kebutuhan
Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang tidak mudah. Dalam menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan media tersebut.

Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu:
1.    media jadi karena merupakan komoditi perdagangan yang terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai (media by utilization)
2.    media rancangan yang perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud dan tujuan pembelajaran tertentu (media by design). Media siap pakai (by utilization) seperti: benda sebenarnya, lingkungan, nara sumber, fenomena alam dll. Sedangkan, media yang di rancang (by design), seperti: grafis, model, modul, paket terprogram, gambar dan foto, program audio, program video, komputer interaktif, multimedia dan jaringan.
TIK sendiri merupakan media pembelajaran yang bersifat by design karena untuk menggunakannya perlu dirancang secara khusus terlebih dahulu untuk maksud dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Ada beberapa kriteria dalam membuat media pembelajaran yaitu:
a.    kesederhanaan, yaitu meliputi penggunaan huruf yang mudah dibaca, penggunaan slide untuk 1 konsep, isi hanya mencakup inti materi dan penggunaan visual untuk pesan yang kompleks. Penggunaan visual sebagai bagian dari pesan, melengkapi pesan dan sebagai ilustrasi.
Ø  keutuhan, yaitu merupakan keharmonisan dalam kesatuan pesan, sehingga dalam pembuatan media pembelajaran pesan yang ingin disampaikan harus dibuat secara utuh.
Ø  Keseimbangan, yaitu meliputi keserasian tata letak desain pesan pada bidang slide atau transparansi.
Ø  Ketegasan yaitu teknik memberi penekanan pada bagian tertentu yang dianggap penting.

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang melibatkan aktivitas jasmani/gerak dalam pembelajaran sehingga penggunaan TIK sebagai media dalam pembelajaran dapat membantu guru untuk lebih mudah menyampaikan materi pembelajaran yang berhubungan dengan gerak. Penggunaan media dalam pembelajaran pendidikan jasmani bisa berupa slide presentation, CD-Interaktif, video tutorial, film bertemakan olahraga, multimedia, jaringan dan lain-lain.

Contoh pemanfaatan TIK sebagai media dalam pembelajaran pendidikan jasmani yaitu:
1.     Slide presentation dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran pendidikan jasmani untuk menyampaikan materi terutama yang berhubungan dengan tujuan, penguasaan konsep, pengertian materi yang diajarkan. Dalam slide presentantion dapat dikombinasikan dengan gambar-gambar visual yang berhubungan dengan materi pembelajaran agar menjadi lebih menarik dan pesan yang ingin disampaikan lebih mudah dimengerti oleh peserta didik.
2.     Video tutorial juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Beberapa gerakan dalam olahraga tidak bisa diajarkan bagian-perbagian karena gerakan tersebut menjadi suatu rangkaian yang cepat. Padahal jika ingin menguasai gerakan tersebut siswa harus mengetahui tahapan-tahapan atau prosesnya secara perlahan. Dengan penggunaan video tutorial yang dirancang sedemikian rupa, proses gerakan yang tidak dapat diamati secara jelas dengan demonstrasi akan dapat diamati oleh siswa melalui gerakan “slow motion” melalui pemutaran video tersebut.

3.     Film bertemakan olahraga. Dewasa ini banyak terdapat film-film yang bertemakan olahraga. Pemutaran film-film olahraga dapat membantu guru menjelaskan sisi afektif yang ingin dikembangkan dan dicapai melalui pembelajaran penjas, seperti kerjasama, disiplin, sikap sportif, tanggungjawab, kerja keras, dan lain-lain. Melalui pemutaran film tersebut diharapkan siswa dapat mengambil pesan-pesan yang terkandung di dalamnya terkait sikap afeksi dalam olahraga. Namun, dalam pemutaran film tersebut guru harus merancang sedimikian rupa, mulai dari pemilihan film yang akan ditampilkan, menyiapkan lembar kerja siswa untuk dikerjakan selama proses pembelajaran dll.

Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam penggunaan TIK sebagai media pembelajaran dalam pendidikan jasmani, yaitu:
1.    Kontrol ada di tangan pengguna dalam hal ini guru sehingga dalam merancang dan menggunakan TIK sebagai media pembelajaran guru harus merancang dengan teliti agar penggunaannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
2.    Proses pembuatan media pembelajaran memerlukan waktu yang cukup lama, namun media yang telah dibuat dapat digunakan berkali-kali.
3.    SDM yang terbatas dalam hal ini guru. Sebagian guru pendidikan jasmani terutama di daerah-daerah kurang mampu memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran.
4.    Tidak ada sentuhan kemanusian, saat pembelajaran berlangsung apabila menggunakan media tidak ada interaksi yang terjadi sehingga unsur kemanusiaanya hampir tidak ada.
Terdapat 6 peranan TIK dalam bidang pendidikan, antara lain :
a.    TIK sebagai skill dan kompetensi
·    Penggunaan TIK harus proporsional maksudnya  TIK bisa masuk ke semua lapisan masyarakat tapi sesuainya dengan porsinya masing-masing.

b.    TIK sebagai infratruktur pembelajaran
·    Tersedianya bahan ajar dalam format digital
·    The network is the school
·    Belajar dimana saja dan kapan saja

c.    TIK sebagai sumber bahan belajar
·    Ilmu berkembang dengan cepat
·    Guru-guru hebat tersebar di seluruh penjuru dunia
·    Buku dan bahan ajar diperbaharui secara kontinyu
·    Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran
·    Tanpa teknologi, pembelajaran yang up-to-date membutuhkan waktu yang lama

d.    TIK sebagai alat bantu dan fasilitas pembelajaran
·    Penyampaian pengetahuan mempertimbangkan konteks dunia nyata
·    Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk mempercepat penyerapan bahan ajar
·    Pelajar melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih luas dan mandiri
·    Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi mahasiswa dan guru
·    Rasio antara pengajar dan peserta didik sehingga menentukan proses pemberian fasilitas

e.    TIK sebagai pendukung manajemen pembelajaran
·    Tiap individu memerlukan dukungan pembelajaran tanpa henti tiap harinya
·    Transaksi dan interaksi interaktif antar stakeholder memerlukan pengelolaan back office yang kuat
·    Kualitas layanan pada pengeekan administrasi ditingkatkan secara bertahap
·    Orang merupakan sumber daya yang bernilai

f.      TIK sebagai sistem pendukung keputusan
·    Tiap individu memiliki karakter dan bakat masing-masing dalam pembelajaran
·    Guru meningkatkan kompetensinya pada berbagai bidang ilmu
·    Profil institusi  pendidikan diketahui oleh pemerintah.

Daftar Rujukan :
http://chinta27.blogspot.com/ (diakses pada 18 Januari 2015, pukul 19.48 WIB)

1 komentar: