Minggu, 16 Desember 2018

ICT DALAM DUNIA PENDIDIKAN

“ ICT adalah sistem atau teknologi yang dapat mereduksi batasan ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan, menganalisis, menyajikan, menyimpan dan menyampaikan data menjadi sebuah informasi. Pemahaman yang lebih umum istilah tersebut mengarah pada perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi multimedia (dalam berbagai bentuknya), yang telah memiliki berbagai kemampuan sebagai pengolah data/informasi, alat kontrol, alat komunikasi, media pendidikan, hiburan dan lainya.”

Dalam satu dekade ini sistem pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Berbagai metode baru telah diperkenalkan dan diterapkan agar pelajaran yang disampaikan oleh guru menjadi lebih berkesan dam bermakna bagi siswanya. Terlebih lagi akhir akhir ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangatlah pesat. Sebenarnya Indonesia masih berada pada level ”applying” atau dengan kata lain masih dalam tahap “Learning to UseICT”. Tapi kita tidak perlu berkecil hati, karena setiap bangsa pasti melwati tahap “learning” sebelum menjadi sebuah bangsa yang mahir dalam ICT
Dalam sebuah sistem pengajaran tradisional (baca: Jadul) pengajaran adalah sebuah kegiatan “transfer” ilmu dari guru ke siswa. Dalam pengajaran tradisional (baca: Jadul) ini, guru hanya berperan sebagai penyalur ilmu sementara murid hanya perlu duduk, mendengarkan (jika mau), dan mencatat (jika mau) hal hal yang diperlukan (jika perlu). Pengajaran semacam ini akan mengakibatkan kebosanan yang bagi para murid dan akan berlanjut pada menurunnya minat siswa pada pelajaran tersebut yang akan berujung kepada anggapan siswa bahwa pelajaran itu sulit dipelajari.
Hal lain yang muncul pada sistem pengajaran tradisional (baca: jadul) adalah pada sistem ini media yang digunakan adalah buku teks yang mahal harganya, agak kurang interaktif, berat membawanya, dan mempercepat global warming (buku dari kertas, kertas dari pohon).
Karena kita berada dan hidup di jaman yang serba moderen ini kita patut bersyukur bahwa sistem pengajaran yang tradisional itu sudah mulai di tinggalkan dan digantikan dengan pembelajaran yang berbasis ICT.
Adapun peranan peranan ICT di bidang pendidikan adalah:
ICT sebagai gudang ilmu pengetahuan
ICT sebagai alat bantu pembelajaran
ICT sebagai fasilitas pembelajaran
ICT sebagai fasilitas pembelajaran
dari peranan peranan yang telah saya sebutkan di atas, maka bisa kita terapkan sebagai sebuah contoh konkret dalam dunia pendidikan. Berikut ini adalah penerapan ICT di bidang pendidikan.:
Proses Penerimaan

penerapanICT untuk pendaftaran siswa
penerapan ICT dalam proses seleksi siswa
penerapan ICT untuk pengumuman siswa yang diterima
penerapan ICT untuk proses pendaftaran
Proses Belajar Mengajar

e-Learning
Multimedia
e-Library, e-Books, e-Journal, etc.
Virtual Laboratory
Proses Penelitian

penerapan ICT untuk pencarian data dan informasi penelitian
penerapan ICT untuk pengolahan data dan informasi penelitian
penerapan ICT unutk penyebarluasan hasil penelitian
Proses Berorganisasi dan Beraktifitas

Intitution Messaging System
On line Scheduling
Internet Radio
Internet TV
Proses Administrasi

Office Automation System
TPS, DSS, ESS, etc.
Enterprise Resources Planning System
Business Intelligence System
Pemerintah indonesia juga telah mendukung gerakan penerapan ICT dalam pendidikan, dengan mengeluarkan program e-book yang dapat di akses melalui bse.depdiknas.go.id e-book ini juga telah di kemas dalam bentuk DVD yang bisa digunakan secara offline. Selain itu pemerintah juga telah mendirikan stasiun TV edukasi yang telah diresmikan pada tahun 2004 lalu.
Dan pada akhirnya tidak dapat dipungkiri bahwa kehariran ICT dalam dunia pendidikan membawa angin segar kepada pendidik dan siswa. Dan pada saat ini peranan ICT bagi dunia pendidikan menurut saya sangat vital. Saya berharap peranan ICT di dunia pendidikan bisa di tingkatkan lagi, sehingga ICT dapat dijadikan pilar utama dalam dunia pendidikan dan dapat dirasakan manfaatnya bagi orang banyak.
PERANAN TIK DALAM PEMBELAJARAN PENJAS
DI SEKOLAH

DISUSUN OLEH :
DEWI ARISKA
P2A118010

PROGRAM STUDI (S2) PENDIDIKAN OLAHRAGA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAMBI 2018


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menggariskan, bahwa pendidikan dilaksanakan melalui suatu sistem pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Di antara implikasi penting dari pemberlakuan Undang-Undang ini adalah bahwa penyelenggaraan pendidikan di wilayah negara Republik Indonesia harus sesuai dengan standar yang berlaku di negara ini.
Otonomi Pendidikan akan berpengaruh positif terhadap perkembangan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berbasis kepada kebutuhan dan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh sekolah dan daerah yang bersangkutan. Keragaman potensi dan sumber daya daerah dapat menyebabkan mutu keluaran sekolah yang sangat bervariasi. Oleh karena itu, upaya standarisasi mutu dan jaminan bahwa penyelenggaraan pendidikan memenuhi standar mutu itu harus menjadi fokus perhatian dalam upaya memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan secara nasional.
Perbaikan dan pengembangan sistem penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi secara terus menerus terhadap kelayakan dan kinerja sekolah. Ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada sehingga dapat dilakukan upaya-upaya untuk memperbaikinya. Penilaian terhadap kelayakan dan kinerja yang dilakukan secara terus menerus dalam rangka melakukan perbaikan dan peningkatan mutu sekolah secara berkesinambungan tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan manajemen khususnya manajemen mutu

Erat kaitannya dengan usaha sekolah untuk terus meningkatkan mutu, Media merupakan salah satu alat yang memungkinkan anak untuk lebih mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah dan dapat  mengingatnya dalam waktu yang lama dibandingkan dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantuan. Dalam perkembangan sekarang ini, TIK sudah banyak digunakan sebagai media pembelajaran dengan tujuan agar pesan yang disampaikan mudah dimengerti oleh peserta didik. TIK sebagai media pembelajaran digunakan untuk menyederhanakan pesan, mengurangi verbalitas, menyamakan persepsi, menarik perhatian siswa, menghemat waktu dll.

Tujuan khusus TIK sebagai media pembelajaran adalah:
1.     Memberikan pengalaman belajar yang berbeda
2.     Menumbuhkan sikap dan keterampilan BTI
3.     Menciptakan situasi belajar yang menyenangkan
4.     Menjadikan belajar lebih efektif, efisien dan bermakna
5.     Membuka peluang belajar dimana dan kapan saja
6.     Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik
7.     Menjadikan belajar sebagai suatu kebutuhan
Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang tidak mudah. Dalam menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan media tersebut.

Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu:
1.    media jadi karena merupakan komoditi perdagangan yang terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai (media by utilization)
2.    media rancangan yang perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud dan tujuan pembelajaran tertentu (media by design). Media siap pakai (by utilization) seperti: benda sebenarnya, lingkungan, nara sumber, fenomena alam dll. Sedangkan, media yang di rancang (by design), seperti: grafis, model, modul, paket terprogram, gambar dan foto, program audio, program video, komputer interaktif, multimedia dan jaringan.
TIK sendiri merupakan media pembelajaran yang bersifat by design karena untuk menggunakannya perlu dirancang secara khusus terlebih dahulu untuk maksud dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Ada beberapa kriteria dalam membuat media pembelajaran yaitu:
a.    kesederhanaan, yaitu meliputi penggunaan huruf yang mudah dibaca, penggunaan slide untuk 1 konsep, isi hanya mencakup inti materi dan penggunaan visual untuk pesan yang kompleks. Penggunaan visual sebagai bagian dari pesan, melengkapi pesan dan sebagai ilustrasi.
Ø  keutuhan, yaitu merupakan keharmonisan dalam kesatuan pesan, sehingga dalam pembuatan media pembelajaran pesan yang ingin disampaikan harus dibuat secara utuh.
Ø  Keseimbangan, yaitu meliputi keserasian tata letak desain pesan pada bidang slide atau transparansi.
Ø  Ketegasan yaitu teknik memberi penekanan pada bagian tertentu yang dianggap penting.

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang melibatkan aktivitas jasmani/gerak dalam pembelajaran sehingga penggunaan TIK sebagai media dalam pembelajaran dapat membantu guru untuk lebih mudah menyampaikan materi pembelajaran yang berhubungan dengan gerak. Penggunaan media dalam pembelajaran pendidikan jasmani bisa berupa slide presentation, CD-Interaktif, video tutorial, film bertemakan olahraga, multimedia, jaringan dan lain-lain.

Contoh pemanfaatan TIK sebagai media dalam pembelajaran pendidikan jasmani yaitu:
1.     Slide presentation dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran pendidikan jasmani untuk menyampaikan materi terutama yang berhubungan dengan tujuan, penguasaan konsep, pengertian materi yang diajarkan. Dalam slide presentantion dapat dikombinasikan dengan gambar-gambar visual yang berhubungan dengan materi pembelajaran agar menjadi lebih menarik dan pesan yang ingin disampaikan lebih mudah dimengerti oleh peserta didik.
2.     Video tutorial juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Beberapa gerakan dalam olahraga tidak bisa diajarkan bagian-perbagian karena gerakan tersebut menjadi suatu rangkaian yang cepat. Padahal jika ingin menguasai gerakan tersebut siswa harus mengetahui tahapan-tahapan atau prosesnya secara perlahan. Dengan penggunaan video tutorial yang dirancang sedemikian rupa, proses gerakan yang tidak dapat diamati secara jelas dengan demonstrasi akan dapat diamati oleh siswa melalui gerakan “slow motion” melalui pemutaran video tersebut.

3.     Film bertemakan olahraga. Dewasa ini banyak terdapat film-film yang bertemakan olahraga. Pemutaran film-film olahraga dapat membantu guru menjelaskan sisi afektif yang ingin dikembangkan dan dicapai melalui pembelajaran penjas, seperti kerjasama, disiplin, sikap sportif, tanggungjawab, kerja keras, dan lain-lain. Melalui pemutaran film tersebut diharapkan siswa dapat mengambil pesan-pesan yang terkandung di dalamnya terkait sikap afeksi dalam olahraga. Namun, dalam pemutaran film tersebut guru harus merancang sedimikian rupa, mulai dari pemilihan film yang akan ditampilkan, menyiapkan lembar kerja siswa untuk dikerjakan selama proses pembelajaran dll.

Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam penggunaan TIK sebagai media pembelajaran dalam pendidikan jasmani, yaitu:
1.    Kontrol ada di tangan pengguna dalam hal ini guru sehingga dalam merancang dan menggunakan TIK sebagai media pembelajaran guru harus merancang dengan teliti agar penggunaannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
2.    Proses pembuatan media pembelajaran memerlukan waktu yang cukup lama, namun media yang telah dibuat dapat digunakan berkali-kali.
3.    SDM yang terbatas dalam hal ini guru. Sebagian guru pendidikan jasmani terutama di daerah-daerah kurang mampu memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran.
4.    Tidak ada sentuhan kemanusian, saat pembelajaran berlangsung apabila menggunakan media tidak ada interaksi yang terjadi sehingga unsur kemanusiaanya hampir tidak ada.
Terdapat 6 peranan TIK dalam bidang pendidikan, antara lain :
a.    TIK sebagai skill dan kompetensi
·    Penggunaan TIK harus proporsional maksudnya  TIK bisa masuk ke semua lapisan masyarakat tapi sesuainya dengan porsinya masing-masing.

b.    TIK sebagai infratruktur pembelajaran
·    Tersedianya bahan ajar dalam format digital
·    The network is the school
·    Belajar dimana saja dan kapan saja

c.    TIK sebagai sumber bahan belajar
·    Ilmu berkembang dengan cepat
·    Guru-guru hebat tersebar di seluruh penjuru dunia
·    Buku dan bahan ajar diperbaharui secara kontinyu
·    Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran
·    Tanpa teknologi, pembelajaran yang up-to-date membutuhkan waktu yang lama

d.    TIK sebagai alat bantu dan fasilitas pembelajaran
·    Penyampaian pengetahuan mempertimbangkan konteks dunia nyata
·    Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk mempercepat penyerapan bahan ajar
·    Pelajar melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih luas dan mandiri
·    Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi mahasiswa dan guru
·    Rasio antara pengajar dan peserta didik sehingga menentukan proses pemberian fasilitas

e.    TIK sebagai pendukung manajemen pembelajaran
·    Tiap individu memerlukan dukungan pembelajaran tanpa henti tiap harinya
·    Transaksi dan interaksi interaktif antar stakeholder memerlukan pengelolaan back office yang kuat
·    Kualitas layanan pada pengeekan administrasi ditingkatkan secara bertahap
·    Orang merupakan sumber daya yang bernilai

f.      TIK sebagai sistem pendukung keputusan
·    Tiap individu memiliki karakter dan bakat masing-masing dalam pembelajaran
·    Guru meningkatkan kompetensinya pada berbagai bidang ilmu
·    Profil institusi  pendidikan diketahui oleh pemerintah.

Daftar Rujukan :
http://chinta27.blogspot.com/ (diakses pada 18 Januari 2015, pukul 19.48 WIB)

Internet of things dalam dunia Pendidikan..

Dengan Internet ini, belajar menjadi lebih dinamis dengan cara mengintegrasikan metode tradisional dengan metode baru (IoT). Selain itu, dampak pembelajaran dengan IoT ini juga dinilai mampu menjadikan pelajaran di kelas serta diskusi antar siswa lebih hidup. Bahkan dengan IoT siswa juga akan mampu mengeksplorasi metode-metode belajar lainnya. Sebagai contoh, siswa dapat belajar dirumah dengan melihat video, terlibat dalam proyek kemudian mendiskusikan hasil belajar di luar kelas tersebut saat kembali ke sekolah.

Selain itu, teknologi modern dan IoT tidak terbatas hanya pada bagaimana siswa belajar tapi juga dapat meningkatkan keamanan IoT sendiri serta akses yang lebih luas untuk mendapatkan informasi. Selain itu juga dapat melacak sumber daya utama.

Pengaruh IoT ini juga memiliki efek lebih jauh lagi bagi para pelajar. Dalam pendidikan tinggi misalnya universitas, sebagai mahasiswa mungkin saat ini telah bosan dengan menggunakan buku, kebanyakan dari mereka lebih suka dengan teknologi seperti smartphone, tablet, laptop dan gadjet lainnya. Dengan IoT ini akses informasi yang mudah di akses dari mana pun dan kapan pun, akan membuat pelajar mampu mempelajari segala sesuatu yang baru. Bahkan akan mendorong para pelajar untuk mempelajari lebih lanjut lagi.

Selain itu, IoT juga memberikan pekerjaan yang lebih efisien bagi para pengajar dan pelajar. Contohnya adalah, para pengajar mampu mengoptimalkan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh pelajar. Dengan menggunakan cloud, par apengajar juga mampu melihat hasil serta statistik masing-masing pelajar dengan informasi yang lebih cepat dengan cara mengumpulkan data hasil belajar.
Selain itu, IoT juga mampu mengurangi biaya operasional sekolah, salah satu contoh sekolah yang sukses mengurangi biaya adalah Sekolah di New Richmonde, Tipp City, Ohio, Amerika Serikat. Dalam laporan, mereka mampu mengurangi sekitar USD128,000 setiap tahunnya dengan menggunakan sistem pembelajaran berbasis web-terpusat untuk mengontrol semua peralatan mekanik di sekolah.

Masih banyak hal-hal lain yang akan didapatkan dalam memanfaatkan IoT dan teknologi modern lainnya. Berikut ada sedikit video untuk mengenal IoT lebih lanjut.

Jumat, 14 Desember 2018

LANDASAN TIK UNTUK PEMBELAJARAN

Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran, yaitu:
1. dari pelatihan ke penampilan,
2. dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja,
3. dari kertas ke “on line” atau saluran,
4. dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja,
5. dari waktu siklus ke waktu nyata
Permasalahan
Dalam pandangan tradisional di masa lalu (dan masih ada pada masa sekarang), proses pembelajaran dipandang sebagai:
(1) sesuatu yang sulit dan berat,
(2) upaya mengisi kekurangan siswa,
(3) satu proses transfer dan penerimaan informasi,
Permasalahan
(4) proses individual atau soliter,
(5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi,
(6) suatu proses linear.
TIK memandang pembelajaran sebagai:
Proses alami
Proses sosial
Proses aktif dan pasif
Proses linear dan atau tidak linear
Proses yang berlangsung integratif dan kontekstual
Aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur siswa
Aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.
Landasan filosofis
Teknologi merupakan penerapan ilmu, dengan demikian bahwa dalam penerapan teknologi komunikasi dalam pendidikan diharapkan membuka cakrawala keilmuan yang dilandasi oleh semangat mencari dan berinovasi dengan segala fasilitas yang diberikan. Oleh karena itu paham progresivisme tidak mengakui kemutlakan kehidupan, menolak absolutisme dan otoritarianisme dalam segala bentuknya.
(Brinkmann:1971)
Landasan Yuridis
Berdasarkan UU Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen telah diputuskan bahwa “setiap Guru harus dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik”.
Landasan Teoritis
Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan antara lain:
pertama , kreativitas memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya,
kedua , kreativitas memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah,
ketiga, kreativitas dapat memberikan kepuasan hidup, dan keempat, kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya
Tiga hal yang harus diwujudkan
Siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru
Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru
Guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencaqpai standar akademik.
Manfaat TIK
Mengubah peran guru;
Dari penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, akhli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar;
Dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran
Manfaat TIK
Mengubah peran siswa;
Dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran
Dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan
Dari pembelajaran sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.

Jumat, 30 November 2018

Alternatif pemanfaatan TIK yang efektif untuk menujang dunia Pendidikan

A. Pendahuluan

Sejarah IT dan Internet tidak dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Adanya Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi malasah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya. Adanya Internet memungkinkan seseorang  Indonesia untuk mengakses perpustakaan di perguruan tinggi dalam maupun luar negeri (digital liberary). Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam pembuatan makalah, penelitian dan tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan guru, dosen, pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir, skripsi, makalah dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.

Kerjasama antar guru, dosen, pakar dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus berkelana atau berjalan jauh untuk menemui seorang dosen untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan memanfaatkan email atau chating. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring. Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.

Teknologi internet hadir sebagai media yang multifungsi. Komunikasi melalui internet dapat dilakukan secara interpesonal (misalnya e-mail dan chatting) atau secara masal, yang dikenal one to many communication (misalnya mailing list). Internet juga mampu hadir secara real time audio visual seperti pada metoda konvensional dengan adanya aplikasi teleconference. Berdasarkan hal tersebut, maka internet sebagai media pendidikan mampu menghadapkan karakteristik yang khas, yaitu : (a). sebagai media interpersonal dan massa (b) bersifat interaktif (c). memungkinkan komunikasi secara sinkron maupun asinkron.

Karakteristik ini memungkinkan pelajar melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas bila dibandingkan dengan hanya menggunakan media konvensional. Teknologi internet menunjang pelajar yang mengalami keterbatasan ruang dan waktu untuk tetap dapat menikmati pendidikan. Metoda talk dan chalk, dapat dimodifikasi dalam bentuk komunikasi melalui e-mail, mailing list, dan chatting.

Berikut adalah beberapa manfaat penggunaan teknologi informasi : (a) arus informasi tetap mengalir setiap waktu tanpa ada batasan waktu dan tempat (b)kemudahan mendapatkan resource yang lengkap (c) aktifitas pembelajaran pelajar meningkat (d) daya tampung meningkat (e) adanya standardisasi pembelajaran (f)meningkatkan learning outcomes baik kuantitas/kualitas.

Peran media internet (tentu saja media komputer yang menjadi perangkat utamanya) semakin meningkat pesat dari waktu ke waktu. Maka diperkirakan mesin jenius ini akan menjadi kebutuhan dominan yang tak terlupakan dalam kehidupan manusia pada masa-masa mendatang. Di dunia serba digital saat ini, internet bagi manusia, meluncur dan tumbuh subur menjadi sebuah kebutuhan. Internet memang memudahkan pelajar mendapatkan segala informasi yang berhubungan dengan dunia pendidikan (pelajaran). Tapi pada internet juga terdapat liang raksasa, bagai rahang yang akan mengunyah para pelajar dengan situs-situs pornografi, kekerasan, dan hal-hal negatif lainnya. Meskipun dalam diri mereka terjadi tarik menarik yang dahsyat antara kepentingan yang baik (positif) dengan buruk (negatif). Namun pada akhirnya, kekuatan negatif cenderung lebih bertaring untuk mencengkram cara berpikir dan berprilaku para remaja tersebut. Maka untuk menghempangnya (paling tidak untuk meminimalisirnya), usaha untuk memaksimalkan manfaat internet sebagai media pendidikan harus lebih dilakukan. Harus, dan harus! Apalagi muaranya, hendak meningkatkan mutu pendidikan sekaligus mutu pendidik dan anak didik.

Sebenarnya beberapa pusat pendidikan termasuk sekolah lanjutan tingkat atas sampai perguruan tinggi saat ini begitu serius memaksimalkan pengadaan fasilitas internet di sekolah dan kampus masing-masing untuk meningkat mutu pendidikan. Dari beberapa sekolah dan universitas sudah ada yang membuka website untuk memberikan kemudahan bagi khalayak untuk mengakses informasi tentang sekolah dan universitas yang bersangkutan.

Mengacu pada paparan diatas, tentunya peranan teknologi informasi terkhususnya internet tidak dapat disangkal dan telah memberikan kontribusi yang besar. Roy suryo (2005), telah memberikan gambaran kepada kita bagaimana teknologi informasi telah memainkan peranan yang penting dalam suatu komunikasi informasi.
B. Pembahasan

1.E-learning

Sekilas perlu kita pahami ulang apa e-Learning itu sebenarnya. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada. Lihat saja di Elearning Center Universitas Gunadarma http://elearning.gunadarma.ac.id/index.php? Dan bisa menggunakan fasilitas gratis blog, seperti yang disediakan oleh google yaitu www.blogspot.com, sebagai contoh yang dibuat oleh penulis dengan alamat http://eduzona.blogspot.com yang contentnya memuat beberapa artikel yang terkait dengan mata kuliah yang penulis bina.

”E-learning secara harfiah merupakan akronim dari E & Learning. E = electronic sedang Learning = proses belajar, jadi mudahnya E-learning adalah sistem pembelajaran secara elektronik, menggunakan media elektronik, internet , komputer dan file multimedia (suara, gambar, animasi dan video)”

Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut :
a.Pembelajaran jarak jauh

E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Nganjuk, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved.

Mahasiswa/siswa dapat belajar dari komputer di sekolah ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.

b.Pembelajaran dengan perangkat komputer

E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.

Jika pembelajaran konvensional di kelas mengharuskan siswa untuk hadir di kelas pada jam-jam tertentu (seringkali jam ini bentrok dengan kegiatan rutin siswa), maka e-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses pelajaran.

Siswa tidak perlu mengadakan perjalanan menuju tempat pelajaran disampaikan, e-learning bisa diakses dari mana saja yang memiliki akses ke Internet. Bahkan, dengan berkembangnya mobile technology (dengan palmtop, bahkan telepon selular jenis tertentu), semakin mudah mengakses e-learning. Berbagai tempat juga sudah menyediakan sambungan internet gratis (di bandara internasional dan cafe-cafe tertentu), dengan demikian dalam perjalanan pun atau pada waktu istirahat makan siang sambil menunggu hidangan disajikan, Anda bisa memanfaatkan waktu untuk mengakses e-learning.

Adapun Sistem e-Learning Produk Import, sesuai yang direkomendasikan oleh Dikti sebagai berikut : (a) OpenUSS produk e learning system berbasis teknologi Java (b) Moodle e-learning dengan teknologi PHP-MySQL, sangat populer; alternatif opensource dari produk propriatary WebCT (c) ILIAS sistem e-learning opensource produk Jerman berbasis PHP-MySQL dan (d) http://sakaiproject.org Sakai is an online Collaboration and Learning Environment. Platform Java.

Perguruan tinggi yang telah memiliki Contents elearning dan secara gratis seperti berikut : INHERENT STTA, STMIK-AMIK Riau, PIKSI INPUT SERANG, e-Learning Unimal, e-Learning Untan, e-Learning ITS, e-Learning TF ITB, UGM: eLisa original elisa, i-Elisa versi opensource dari inherent UGM, Belajar di USD, e-Learning TPB IPB, Indonesian e-Journal dan masih banyak elearning lain yang berbasis moodle pada perguruan tinggi bahkan sekolah-sekolah unggulan.

Jumat, 16 November 2018

Studi kasus latar belakang penggunaan TIK dalam Dunia Pendidikan

Studi kasus Latar belakang Penggunaan TIK Dalam Dunia Pendidikan

Pendahuluan

Di era teknologi sekarang ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah membawa pengaruh terhadap bidang pendidikan dalam proses pembelajaran. Adanya internet memungkinkan kita untuk belajar kapan dan di mana saja dengan lingkup yang sangat luas. Misalnya, dengan fasilitas email, chatting, e-book, e-library dan sebagainya, kita dapat saling berbagi informasi tanpa harus bertatap muka langsung dengan sumber informasi tersebut. Karena semua informasi yang kita inginkan dapat kita peroleh hanya dengan mengakses internet.

Untuk memperbaiki mutu pembelajaran memanfaatkan TIK adalah solusi terbaik, adapun tiga hal yang harus diwujudkan, yaitu: 1. Peserta didik dan guru harus memiliki akses teknologi digital di dalam lingkungan lembaga pendidikan.
2. Adanya materi yang berkualitas dan bermanfaat bagi guru dan peserta didik.
3. Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan media-media pembelajaran digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik dan mengembangkan potensinya.

RUMUSAN MASALAH

Kendala Pemanfaatan TIK dalam Dunia Pendidikan; dan
Upaya Menerapkan TIK dalam Dunia Pendidikan

TUJUAN

Mengetahui apa-apa saja kendala yang akan di hadapi dalam dunia pendidikan dengan adanya TIK, dan
Mampu menemukan upaya-upaya untuk menerapkan TIK dalam dunia pendidikan.
Kendala Pemanfaatan TIK dalam Dunia Pendidikan
Pada saat ini, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memegang peranan yang penting dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang pendidikan. Salah satu penerapan TIK dalam bidang pendidikan antara lain pemanfaatan sarana multimedia dan media Internet dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan sarana multimedia dalam proses pembelajaran diwujudkan melalui modul-modul pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik minat pembelajar, misalnya penggunaan flash, adanya penjelasan melalui media suara/ audio dan penambahan fitur-fitur yang dapat meningkatkan partisipasi aktif dari pembelajar. Sedangkan dengan pemanfaatan media Internet dalam proses pembelajaran diharapkan akan mempermudah pembelajar dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan, sehingga diharapkan pembelajar akan aktif mencari informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan.

Namun pada kenyataannya, penerapan TIK dalam bidang pendidikan di Indonesia masih dalam tahap awal dan masih belum termanfaatkan secara maksimal. Kendala-kendala penerapan TIK di bidang pendidikan antara lain disebabkan oleh :

Belum meratanya infrastuktur yang mendukung penerapan TIK di bidang pendidikan merupakan permasalahan awal yang harus segera diselesaikan oleh pihak yang berwenang, karena tanpa adanya infrastruktur yang mendukung maka penerapan TIK di bidang pendidikan hanya akan menjadi impian semata. Infrastruktur merupakan komponen yang sangat penting yang berfungsi sebagai modal awal dan utama dalam penerapan TIK di bidang pendidikan. Pada saat ini, terdapat kecenderungan bahwa hanya daerah tertentu saja yang mendapatkan akses TIK. Hal ini dikarenakan masih banyak daerah yang bahkan untuk memilki akses  telepon saja tidak ada, apalagi untuk akses terhadap Internet. Padahal sesungguhnya banyak sekali potensi sumber daya manusia unggul yang dimiliki oleh daerah tersebut. Jika hal ini terus berlangsung seperti ini maka dikhawatirkan bahwa potensi sumber daya manusia yang dimiliki daerah tersebut akan terbuang dengan percuma dan tidak dapat dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa Indonesia pada umumnya.

Kendala lainnya yang perlu diselesaikan adalah ketidaksiapaan sumber daya manusia  untuk memanfaatkan TIK dalam proses pembelajaran. Ketidaksiapan ini dikarenakan pola kebiasaan pembelajaran yang masih belum menganggap penting peranan TIK dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Mereka cenderung sudah merasa puas akan materi yang telah diberikan oleh pengajar secara langsung, sehingga menyebabkan mereka tidak mau/ malas untuk mencari informasi tambahan yang ada di Internet walaupun sarana dan infrastruktur sudah mendukung dalam penerapan TIK. Terkadang kendala ini jauh lebih susah untuk dipecahkan daripada tidak adanya infrastruktur yang mendukung TIK, hal ini karena biasanya lebih susah untuk mengubah pola tingkah laku/ kebiasaan dari seseorang. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dari setiap individu pembelajar untuk memanfaatkan dan menerapkan TIK dalam metode pembelajarannya.

Hambatan-hambatan pengintegrasian TIK dalam pembelajaran, dapat disimpulkan dengan dua kelompok, yaitu :
Secara Fisik
Secaca fisik dapat berupa sarana dan prasarana yang belum memadai terutama untuk sekolah-sekolah yang berlokasi di pelosok. kalaupun sudah ada sarana dan prasarana, tetapi masih sangat minim baik dari segi jumlah maupun segi mutu peralatan tersebut.Masih digunakannya perangkat multimedia bekas di lembaga-lembaga pendidikan yang terdapat di daerah pedesaan. Perangkat multimedia bekas ini tentunya masih menggunakan spesifikasi yang sudah tertinggal jamannya. Sehingga penggunaannya tidak mampu bersaing dengan laju perkembangan TIK yang begitu pesat.

2. Secara Non-fisik

Kepercayaan diri guru kurang dalam menggunakan TIK dalam melaksanakan proses PBM. Guru takut gagal mengajar melalui penggunaan TIK yang saat ini sangat disarankan. Walaupun penggunaannya ICT dalam proses pembelajarn sangat disarankan oleh para ahli.
Kurangnya kompetensi guru, yang dimaksud disini adalah kurangnya kompetensi guru dalam mengintegrasikan TIK kedalam pedagogis praktek, yaitu tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan komputer dan tidak antusias tentang perubahan dan integrasi dengan belajar yang menggunakan computer dalam kelas mereka.
Sikap guru dan resistensi yang melekat terhadap perubahan. Sikap dan resistensi guru untuk mengubah tentang penggunaan strategi baru yaitu dengan integrasi TIK dalam PBM. Hal ini dimaksudkan dengan sikap guru bahwa penggunaan TIK dalam PBM tidak memiliki mamfaat atau keuntungan yang jelas.
Dalam Era Teknologi, Informasi, dan Komonikasi (TIK) atau Information, Comunications, and Technology (ICT), pada saat ini ICT di kelas sangat penting untuk memberikan kesempatan bagi keberhasilan belajar siswa pada era tahun informasi saat ini. Dengan menggunakan ICT maka hambatan dalam pembelajaran dapat teratasi.

Temuan menunjukkan bahwa guru memiliki keinginan yang kuat untuk mengintegrasikan TIK ke dalam pendidikan, tapi itu, mereka menemui banyak hambatan. Hambatan utama adalah :

Kurangnya confidence,/ kepercayaan.
Kurangnya kompetensi.
Kurangnya akses ke sumber daya.
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menjadi bagian penting dari kebanyakan organisasi dan bisnis. Komputer mulai ditempatkan di sekolah-sekolah pada awal 1980 an, dan beberapa peneliti menunjukkan bahwa ICT merupakan bagian penting dari pendidikan untuk generasi berikutnya. Teknologi modern (ICT) banyak menawarkan di dunia pendidikan, yakni :

Meningkatkan pengajaran dan pembelajaran di kelas,
Pandangan bahwa teknologi baru potensi untuk mendukung pendidikan di seluruh kurikulum, dan
Memberikan kesempatan untuk komunikasi yang efektif antara guru dan siswa dengan cara yang belum mungkin dilakukan sebelumnya.
Upaya Menerapkan TIK dalam Dunia Pendidikan

Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut diperlukan langkah-langkah penyelesaian yang sekaligus berfungsi sebagai prasyarat keberhasilan penerapan TIK dalam pembelajaran. Menurut Mahmud (2008:13) dalam bukunya yang berjudul ICT Untuk Sekolah Unggul, terdapat beberapa persyaratan agar dapat menerapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, yaitu tersedianya sarana prasarana yang menunjang pembelajaran berbasis TIK. Lebih lanjut dijelaskan dalam (http://ict.dinpendikpkp.go.id) beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam menerapkan pembelajaran berbasis TIK adalah:

Pembelajar dan Pengajar harus memiliki akses terhadap teknologi digital dan Internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan. Ini berarti sekolah harus memiliki sarana prasarana yang memadai yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi, seperti tersedianya komputer/laptop, jaringan komputer, internet, laboratorium komputer, peralatan multimedia seperti CD, DVD, Web Camera dan lain-lain.
Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi pembelajar dan pengajar. Materi-materi itu dapat berupa materi pembelajaran interaktif yang berbantuan komputer, seperti CD, DVD Pembelajaran Interaktif.
Pengajar harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu pembelajar agar mencapai standar akademik.
Harus tersedia anggaran atau dana yang cukup untuk mengadakan, mengembangkan dan merawat sarana prasarana Teknologi Informasi dan Komunikasi tersebut.
Dan yang tak kalah penting adalah, adanya kemauan dari semua pihak, dalam hal ini guru dan peserta didik untuk menerapkan pembelajaran dengan dukungan teknologi komunikasi dan informasi tersebut.
KESIMPULAN

Dari penjelasan yang telah dipaparkan, dapat kita tarik kesimpulan bahwa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) membawa pengaruh yang begitu besar bagi setiap aspek kehidupan, terutama pendidikan. Kekurangan dan hambatan yang ada dalam proses pembelajaran dapat diatasi dengan memanfaatkan perkembangan TIK.

Seperti yang disebutkan dalam bagian pertama pembahasan, yaitu arti TIK bagi dunia pendidikan berarti tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pendidikan. Namun, kenyataannya di Indonesia baru memasuki tahap mempelajari berbagai kemungkinan pengembangan dan penerapan TIK. Hal ini disebabkan adanya berbagai kendala yang ada dalam usaha pemanfaatan TIK di dunia pendidikan Indonesia. Hal ini membuktikan ketertinggalan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti Amerika dan Cina. Di negara tersebut, penggunaan TIK dalam proses pembelajaran sudah merupakan hal yang lazim.

Oleh sebab itu, kita bersama-sama dengan pemerintah dan pihak lainnya harus saling bahu-membahu dalam penyelenggaraan pemanfaatan TIK di dunia pendidikan Indonesia.

Rabu, 07 November 2018

PENGEMBANGANPERANAN TIK DALAM PEMBELAJARAN PENJAS
DI SEKOLAH

DISUSUN OLEH :
DEWI ARISKA
P2A118010

MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
KONSENTRASI OLAHRAGA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAMBI 2018


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menggariskan, bahwa pendidikan dilaksanakan melalui suatu sistem pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Di antara implikasi penting dari pemberlakuan Undang-Undang ini adalah bahwa penyelenggaraan pendidikan di wilayah negara Republik Indonesia harus sesuai dengan standar yang berlaku di negara ini.
Otonomi Pendidikan akan berpengaruh positif terhadap perkembangan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berbasis kepada kebutuhan dan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh sekolah dan daerah yang bersangkutan. Keragaman potensi dan sumber daya daerah dapat menyebabkan mutu keluaran sekolah yang sangat bervariasi. Oleh karena itu, upaya standarisasi mutu dan jaminan bahwa penyelenggaraan pendidikan memenuhi standar mutu itu harus menjadi fokus perhatian dalam upaya memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan secara nasional.

Perbaikan dan pengembangan sistem penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi secara terus menerus terhadap kelayakan dan kinerja sekolah. Ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada sehingga dapat dilakukan upaya-upaya untuk memperbaikinya. Penilaian terhadap kelayakan dan kinerja yang dilakukan secara terus menerus dalam rangka melakukan perbaikan dan peningkatan mutu sekolah secara berkesinambungan tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan manajemen khususnya manajemen mutu

Erat kaitannya dengan usaha sekolah untuk terus meningkatkan mutu, Media merupakan salah satu alat yang memungkinkan anak untuk lebih mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah dan dapat  mengingatnya dalam waktu yang lama dibandingkan dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantuan. Dalam perkembangan sekarang ini, TIK sudah banyak digunakan sebagai media pembelajaran dengan tujuan agar pesan yang disampaikan mudah dimengerti oleh peserta didik. TIK sebagai media pembelajaran digunakan untuk menyederhanakan pesan, mengurangi verbalitas, menyamakan persepsi, menarik perhatian siswa, menghemat waktu dll.

Tujuan khusus TIK sebagai media pembelajaran adalah:
1.     Memberikan pengalaman belajar yang berbeda
2.     Menumbuhkan sikap dan keterampilan BTI
3.     Menciptakan situasi belajar yang menyenangkan
4.     Menjadikan belajar lebih efektif, efisien dan bermakna
5.     Membuka peluang belajar dimana dan kapan saja
6.     Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik
7.     Menjadikan belajar sebagai suatu kebutuhan
Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang tidak mudah. Dalam menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan media tersebut.

Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu:
1.    media jadi karena merupakan komoditi perdagangan yang terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai (media by utilization)
2.    media rancangan yang perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud dan tujuan pembelajaran tertentu (media by design). Media siap pakai (by utilization) seperti: benda sebenarnya, lingkungan, nara sumber, fenomena alam dll. Sedangkan, media yang di rancang (by design), seperti: grafis, model, modul, paket terprogram, gambar dan foto, program audio, program video, komputer interaktif, multimedia dan jaringan.
TIK sendiri merupakan media pembelajaran yang bersifat by design karena untuk menggunakannya perlu dirancang secara khusus terlebih dahulu untuk maksud dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Ada beberapa kriteria dalam membuat media pembelajaran yaitu:
  1. kesederhanaan, yaitu meliputi penggunaan huruf yang mudah dibaca, penggunaan slide untuk 1 konsep, isi hanya mencakup inti materi dan penggunaan visual untuk pesan yang kompleks. Penggunaan visual sebagai bagian dari pesan, melengkapi pesan dan sebagai ilustrasi.
  2. keutuhan, yaitu merupakan keharmonisan dalam kesatuan pesan, sehingga dalam pembuatan media pembelajaran pesan yang ingin disampaikan harus dibuat secara utuh.
  3. Keseimbangan, yaitu meliputi keserasian tata letak desain pesan pada bidang slide atau transparansi
  4. Ketegasan yaitu teknik memberi penekanan pada bagian tertentu yang dianggap penting.

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang melibatkan aktivitas jasmani/gerak dalam pembelajaran sehingga penggunaan TIK sebagai media dalam pembelajaran dapat membantu guru untuk lebih mudah menyampaikan materi pembelajaran yang berhubungan dengan gerak. Penggunaan media dalam pembelajaran pendidikan jasmani bisa berupa slide presentation, CD-Interaktif, video tutorial, film bertemakan olahraga, multimedia, jaringan dan lain-lain.

Contoh pemanfaatan TIK sebagai media dalam pembelajaran pendidikan jasmani yaitu:
1.     Slide presentation dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran pendidikan jasmani untuk menyampaikan materi terutama yang berhubungan dengan tujuan, penguasaan konsep, pengertian materi yang diajarkan. Dalam slide presentantion dapat dikombinasikan dengan gambar-gambar visual yang berhubungan dengan materi pembelajaran agar menjadi lebih menarik dan pesan yang ingin disampaikan lebih mudah dimengerti oleh peserta didik.
2.     Video tutorial juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Beberapa gerakan dalam olahraga tidak bisa diajarkan bagian-perbagian karena gerakan tersebut menjadi suatu rangkaian yang cepat. Padahal jika ingin menguasai gerakan tersebut siswa harus mengetahui tahapan-tahapan atau prosesnya secara perlahan. Dengan penggunaan video tutorial yang dirancang sedemikian rupa, proses gerakan yang tidak dapat diamati secara jelas dengan demonstrasi akan dapat diamati oleh siswa melalui gerakan “slow motion” melalui pemutaran video tersebut.

3.     Film bertemakan olahraga. Dewasa ini banyak terdapat film-film yang bertemakan olahraga. Pemutaran film-film olahraga dapat membantu guru menjelaskan sisi afektif yang ingin dikembangkan dan dicapai melalui pembelajaran penjas, seperti kerjasama, disiplin, sikap sportif, tanggungjawab, kerja keras, dan lain-lain. Melalui pemutaran film tersebut diharapkan siswa dapat mengambil pesan-pesan yang terkandung di dalamnya terkait sikap afeksi dalam olahraga. Namun, dalam pemutaran film tersebut guru harus merancang sedimikian rupa, mulai dari pemilihan film yang akan ditampilkan, menyiapkan lembar kerja siswa untuk dikerjakan selama proses pembelajaran dll.

Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam penggunaan TIK sebagai media pembelajaran dalam pendidikan jasmani, yaitu:
1.    Kontrol ada di tangan pengguna dalam hal ini guru sehingga dalam merancang dan menggunakan TIK sebagai media pembelajaran guru harus merancang dengan teliti agar penggunaannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
2.    Proses pembuatan media pembelajaran memerlukan waktu yang cukup lama, namun media yang telah dibuat dapat digunakan berkali-kali.
3.    SDM yang terbatas dalam hal ini guru. Sebagian guru pendidikan jasmani terutama di daerah-daerah kurang mampu memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran.
4.    Tidak ada sentuhan kemanusian, saat pembelajaran berlangsung apabila menggunakan media tidak ada interaksi yang terjadi sehingga unsur kemanusiaanya hampir tidak ada.
Terdapat 6 peranan TIK dalam bidang pendidikan, antara lain :
a.    TIK sebagai skill dan kompetensi
·    Penggunaan TIK harus proporsional maksudnya  TIK bisa masuk ke semua lapisan masyarakat tapi sesuainya dengan porsinya masing-masing.

b.    TIK sebagai infratruktur pembelajaran
·    Tersedianya bahan ajar dalam format digital
·    The network is the school
·    Belajar dimana saja dan kapan saja

c.    TIK sebagai sumber bahan belajar
·    Ilmu berkembang dengan cepat
·    Guru-guru hebat tersebar di seluruh penjuru dunia
·    Buku dan bahan ajar diperbaharui secara kontinyu
·    Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran
·    Tanpa teknologi, pembelajaran yang up-to-date membutuhkan waktu yang lama

d.    TIK sebagai alat bantu dan fasilitas pembelajaran
·    Penyampaian pengetahuan mempertimbangkan konteks dunia nyata
·    Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk mempercepat penyerapan bahan ajar
·    Pelajar melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih luas dan mandiri
·    Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi mahasiswa dan guru
·    Rasio antara pengajar dan peserta didik sehingga menentukan proses pemberian fasilitas

e.    TIK sebagai pendukung manajemen pembelajaran
·    Tiap individu memerlukan dukungan pembelajaran tanpa henti tiap harinya
·    Transaksi dan interaksi interaktif antar stakeholder memerlukan pengelolaan back office yang kuat
·    Kualitas layanan pada pengeekan administrasi ditingkatkan secara bertahap
·    Orang merupakan sumber daya yang bernilai

f.      TIK sebagai sistem pendukung keputusan
·    Tiap individu memiliki karakter dan bakat masing-masing dalam pembelajaran
·    Guru meningkatkan kompetensinya pada berbagai bidang ilmu
·    Profil institusi  pendidikan diketahui oleh pemerintah.

Daftar Rujukan :
http://chinta27.blogspot.com/ (diakses pada 18 Januari 2015, pukul 19.48 WIB)