Minggu, 16 Desember 2018

ICT DALAM DUNIA PENDIDIKAN

“ ICT adalah sistem atau teknologi yang dapat mereduksi batasan ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan, menganalisis, menyajikan, menyimpan dan menyampaikan data menjadi sebuah informasi. Pemahaman yang lebih umum istilah tersebut mengarah pada perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi multimedia (dalam berbagai bentuknya), yang telah memiliki berbagai kemampuan sebagai pengolah data/informasi, alat kontrol, alat komunikasi, media pendidikan, hiburan dan lainya.”

Dalam satu dekade ini sistem pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Berbagai metode baru telah diperkenalkan dan diterapkan agar pelajaran yang disampaikan oleh guru menjadi lebih berkesan dam bermakna bagi siswanya. Terlebih lagi akhir akhir ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangatlah pesat. Sebenarnya Indonesia masih berada pada level ”applying” atau dengan kata lain masih dalam tahap “Learning to UseICT”. Tapi kita tidak perlu berkecil hati, karena setiap bangsa pasti melwati tahap “learning” sebelum menjadi sebuah bangsa yang mahir dalam ICT
Dalam sebuah sistem pengajaran tradisional (baca: Jadul) pengajaran adalah sebuah kegiatan “transfer” ilmu dari guru ke siswa. Dalam pengajaran tradisional (baca: Jadul) ini, guru hanya berperan sebagai penyalur ilmu sementara murid hanya perlu duduk, mendengarkan (jika mau), dan mencatat (jika mau) hal hal yang diperlukan (jika perlu). Pengajaran semacam ini akan mengakibatkan kebosanan yang bagi para murid dan akan berlanjut pada menurunnya minat siswa pada pelajaran tersebut yang akan berujung kepada anggapan siswa bahwa pelajaran itu sulit dipelajari.
Hal lain yang muncul pada sistem pengajaran tradisional (baca: jadul) adalah pada sistem ini media yang digunakan adalah buku teks yang mahal harganya, agak kurang interaktif, berat membawanya, dan mempercepat global warming (buku dari kertas, kertas dari pohon).
Karena kita berada dan hidup di jaman yang serba moderen ini kita patut bersyukur bahwa sistem pengajaran yang tradisional itu sudah mulai di tinggalkan dan digantikan dengan pembelajaran yang berbasis ICT.
Adapun peranan peranan ICT di bidang pendidikan adalah:
ICT sebagai gudang ilmu pengetahuan
ICT sebagai alat bantu pembelajaran
ICT sebagai fasilitas pembelajaran
ICT sebagai fasilitas pembelajaran
dari peranan peranan yang telah saya sebutkan di atas, maka bisa kita terapkan sebagai sebuah contoh konkret dalam dunia pendidikan. Berikut ini adalah penerapan ICT di bidang pendidikan.:
Proses Penerimaan

penerapanICT untuk pendaftaran siswa
penerapan ICT dalam proses seleksi siswa
penerapan ICT untuk pengumuman siswa yang diterima
penerapan ICT untuk proses pendaftaran
Proses Belajar Mengajar

e-Learning
Multimedia
e-Library, e-Books, e-Journal, etc.
Virtual Laboratory
Proses Penelitian

penerapan ICT untuk pencarian data dan informasi penelitian
penerapan ICT untuk pengolahan data dan informasi penelitian
penerapan ICT unutk penyebarluasan hasil penelitian
Proses Berorganisasi dan Beraktifitas

Intitution Messaging System
On line Scheduling
Internet Radio
Internet TV
Proses Administrasi

Office Automation System
TPS, DSS, ESS, etc.
Enterprise Resources Planning System
Business Intelligence System
Pemerintah indonesia juga telah mendukung gerakan penerapan ICT dalam pendidikan, dengan mengeluarkan program e-book yang dapat di akses melalui bse.depdiknas.go.id e-book ini juga telah di kemas dalam bentuk DVD yang bisa digunakan secara offline. Selain itu pemerintah juga telah mendirikan stasiun TV edukasi yang telah diresmikan pada tahun 2004 lalu.
Dan pada akhirnya tidak dapat dipungkiri bahwa kehariran ICT dalam dunia pendidikan membawa angin segar kepada pendidik dan siswa. Dan pada saat ini peranan ICT bagi dunia pendidikan menurut saya sangat vital. Saya berharap peranan ICT di dunia pendidikan bisa di tingkatkan lagi, sehingga ICT dapat dijadikan pilar utama dalam dunia pendidikan dan dapat dirasakan manfaatnya bagi orang banyak.
PERANAN TIK DALAM PEMBELAJARAN PENJAS
DI SEKOLAH

DISUSUN OLEH :
DEWI ARISKA
P2A118010

PROGRAM STUDI (S2) PENDIDIKAN OLAHRAGA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI JAMBI 2018


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menggariskan, bahwa pendidikan dilaksanakan melalui suatu sistem pendidikan nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Di antara implikasi penting dari pemberlakuan Undang-Undang ini adalah bahwa penyelenggaraan pendidikan di wilayah negara Republik Indonesia harus sesuai dengan standar yang berlaku di negara ini.
Otonomi Pendidikan akan berpengaruh positif terhadap perkembangan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berbasis kepada kebutuhan dan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh sekolah dan daerah yang bersangkutan. Keragaman potensi dan sumber daya daerah dapat menyebabkan mutu keluaran sekolah yang sangat bervariasi. Oleh karena itu, upaya standarisasi mutu dan jaminan bahwa penyelenggaraan pendidikan memenuhi standar mutu itu harus menjadi fokus perhatian dalam upaya memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan secara nasional.
Perbaikan dan pengembangan sistem penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi secara terus menerus terhadap kelayakan dan kinerja sekolah. Ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada sehingga dapat dilakukan upaya-upaya untuk memperbaikinya. Penilaian terhadap kelayakan dan kinerja yang dilakukan secara terus menerus dalam rangka melakukan perbaikan dan peningkatan mutu sekolah secara berkesinambungan tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan manajemen khususnya manajemen mutu

Erat kaitannya dengan usaha sekolah untuk terus meningkatkan mutu, Media merupakan salah satu alat yang memungkinkan anak untuk lebih mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah dan dapat  mengingatnya dalam waktu yang lama dibandingkan dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantuan. Dalam perkembangan sekarang ini, TIK sudah banyak digunakan sebagai media pembelajaran dengan tujuan agar pesan yang disampaikan mudah dimengerti oleh peserta didik. TIK sebagai media pembelajaran digunakan untuk menyederhanakan pesan, mengurangi verbalitas, menyamakan persepsi, menarik perhatian siswa, menghemat waktu dll.

Tujuan khusus TIK sebagai media pembelajaran adalah:
1.     Memberikan pengalaman belajar yang berbeda
2.     Menumbuhkan sikap dan keterampilan BTI
3.     Menciptakan situasi belajar yang menyenangkan
4.     Menjadikan belajar lebih efektif, efisien dan bermakna
5.     Membuka peluang belajar dimana dan kapan saja
6.     Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik
7.     Menjadikan belajar sebagai suatu kebutuhan
Penggunaan media pembelajaran yang berbasis TIK merupakan hal yang tidak mudah. Dalam menggunakan media tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang dipergunakan itu dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan media tersebut.

Ditinjau dari kesiapan pengadaannya, media dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu:
1.    media jadi karena merupakan komoditi perdagangan yang terdapat di pasaran luas dalam keadaan siap pakai (media by utilization)
2.    media rancangan yang perlu dirancang dan dipersiapkan secara khusus untuk maksud dan tujuan pembelajaran tertentu (media by design). Media siap pakai (by utilization) seperti: benda sebenarnya, lingkungan, nara sumber, fenomena alam dll. Sedangkan, media yang di rancang (by design), seperti: grafis, model, modul, paket terprogram, gambar dan foto, program audio, program video, komputer interaktif, multimedia dan jaringan.
TIK sendiri merupakan media pembelajaran yang bersifat by design karena untuk menggunakannya perlu dirancang secara khusus terlebih dahulu untuk maksud dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Ada beberapa kriteria dalam membuat media pembelajaran yaitu:
a.    kesederhanaan, yaitu meliputi penggunaan huruf yang mudah dibaca, penggunaan slide untuk 1 konsep, isi hanya mencakup inti materi dan penggunaan visual untuk pesan yang kompleks. Penggunaan visual sebagai bagian dari pesan, melengkapi pesan dan sebagai ilustrasi.
Ø  keutuhan, yaitu merupakan keharmonisan dalam kesatuan pesan, sehingga dalam pembuatan media pembelajaran pesan yang ingin disampaikan harus dibuat secara utuh.
Ø  Keseimbangan, yaitu meliputi keserasian tata letak desain pesan pada bidang slide atau transparansi.
Ø  Ketegasan yaitu teknik memberi penekanan pada bagian tertentu yang dianggap penting.

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang melibatkan aktivitas jasmani/gerak dalam pembelajaran sehingga penggunaan TIK sebagai media dalam pembelajaran dapat membantu guru untuk lebih mudah menyampaikan materi pembelajaran yang berhubungan dengan gerak. Penggunaan media dalam pembelajaran pendidikan jasmani bisa berupa slide presentation, CD-Interaktif, video tutorial, film bertemakan olahraga, multimedia, jaringan dan lain-lain.

Contoh pemanfaatan TIK sebagai media dalam pembelajaran pendidikan jasmani yaitu:
1.     Slide presentation dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran pendidikan jasmani untuk menyampaikan materi terutama yang berhubungan dengan tujuan, penguasaan konsep, pengertian materi yang diajarkan. Dalam slide presentantion dapat dikombinasikan dengan gambar-gambar visual yang berhubungan dengan materi pembelajaran agar menjadi lebih menarik dan pesan yang ingin disampaikan lebih mudah dimengerti oleh peserta didik.
2.     Video tutorial juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Beberapa gerakan dalam olahraga tidak bisa diajarkan bagian-perbagian karena gerakan tersebut menjadi suatu rangkaian yang cepat. Padahal jika ingin menguasai gerakan tersebut siswa harus mengetahui tahapan-tahapan atau prosesnya secara perlahan. Dengan penggunaan video tutorial yang dirancang sedemikian rupa, proses gerakan yang tidak dapat diamati secara jelas dengan demonstrasi akan dapat diamati oleh siswa melalui gerakan “slow motion” melalui pemutaran video tersebut.

3.     Film bertemakan olahraga. Dewasa ini banyak terdapat film-film yang bertemakan olahraga. Pemutaran film-film olahraga dapat membantu guru menjelaskan sisi afektif yang ingin dikembangkan dan dicapai melalui pembelajaran penjas, seperti kerjasama, disiplin, sikap sportif, tanggungjawab, kerja keras, dan lain-lain. Melalui pemutaran film tersebut diharapkan siswa dapat mengambil pesan-pesan yang terkandung di dalamnya terkait sikap afeksi dalam olahraga. Namun, dalam pemutaran film tersebut guru harus merancang sedimikian rupa, mulai dari pemilihan film yang akan ditampilkan, menyiapkan lembar kerja siswa untuk dikerjakan selama proses pembelajaran dll.

Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam penggunaan TIK sebagai media pembelajaran dalam pendidikan jasmani, yaitu:
1.    Kontrol ada di tangan pengguna dalam hal ini guru sehingga dalam merancang dan menggunakan TIK sebagai media pembelajaran guru harus merancang dengan teliti agar penggunaannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
2.    Proses pembuatan media pembelajaran memerlukan waktu yang cukup lama, namun media yang telah dibuat dapat digunakan berkali-kali.
3.    SDM yang terbatas dalam hal ini guru. Sebagian guru pendidikan jasmani terutama di daerah-daerah kurang mampu memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran.
4.    Tidak ada sentuhan kemanusian, saat pembelajaran berlangsung apabila menggunakan media tidak ada interaksi yang terjadi sehingga unsur kemanusiaanya hampir tidak ada.
Terdapat 6 peranan TIK dalam bidang pendidikan, antara lain :
a.    TIK sebagai skill dan kompetensi
·    Penggunaan TIK harus proporsional maksudnya  TIK bisa masuk ke semua lapisan masyarakat tapi sesuainya dengan porsinya masing-masing.

b.    TIK sebagai infratruktur pembelajaran
·    Tersedianya bahan ajar dalam format digital
·    The network is the school
·    Belajar dimana saja dan kapan saja

c.    TIK sebagai sumber bahan belajar
·    Ilmu berkembang dengan cepat
·    Guru-guru hebat tersebar di seluruh penjuru dunia
·    Buku dan bahan ajar diperbaharui secara kontinyu
·    Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran
·    Tanpa teknologi, pembelajaran yang up-to-date membutuhkan waktu yang lama

d.    TIK sebagai alat bantu dan fasilitas pembelajaran
·    Penyampaian pengetahuan mempertimbangkan konteks dunia nyata
·    Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk mempercepat penyerapan bahan ajar
·    Pelajar melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih luas dan mandiri
·    Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi mahasiswa dan guru
·    Rasio antara pengajar dan peserta didik sehingga menentukan proses pemberian fasilitas

e.    TIK sebagai pendukung manajemen pembelajaran
·    Tiap individu memerlukan dukungan pembelajaran tanpa henti tiap harinya
·    Transaksi dan interaksi interaktif antar stakeholder memerlukan pengelolaan back office yang kuat
·    Kualitas layanan pada pengeekan administrasi ditingkatkan secara bertahap
·    Orang merupakan sumber daya yang bernilai

f.      TIK sebagai sistem pendukung keputusan
·    Tiap individu memiliki karakter dan bakat masing-masing dalam pembelajaran
·    Guru meningkatkan kompetensinya pada berbagai bidang ilmu
·    Profil institusi  pendidikan diketahui oleh pemerintah.

Daftar Rujukan :
http://chinta27.blogspot.com/ (diakses pada 18 Januari 2015, pukul 19.48 WIB)

Internet of things dalam dunia Pendidikan..

Dengan Internet ini, belajar menjadi lebih dinamis dengan cara mengintegrasikan metode tradisional dengan metode baru (IoT). Selain itu, dampak pembelajaran dengan IoT ini juga dinilai mampu menjadikan pelajaran di kelas serta diskusi antar siswa lebih hidup. Bahkan dengan IoT siswa juga akan mampu mengeksplorasi metode-metode belajar lainnya. Sebagai contoh, siswa dapat belajar dirumah dengan melihat video, terlibat dalam proyek kemudian mendiskusikan hasil belajar di luar kelas tersebut saat kembali ke sekolah.

Selain itu, teknologi modern dan IoT tidak terbatas hanya pada bagaimana siswa belajar tapi juga dapat meningkatkan keamanan IoT sendiri serta akses yang lebih luas untuk mendapatkan informasi. Selain itu juga dapat melacak sumber daya utama.

Pengaruh IoT ini juga memiliki efek lebih jauh lagi bagi para pelajar. Dalam pendidikan tinggi misalnya universitas, sebagai mahasiswa mungkin saat ini telah bosan dengan menggunakan buku, kebanyakan dari mereka lebih suka dengan teknologi seperti smartphone, tablet, laptop dan gadjet lainnya. Dengan IoT ini akses informasi yang mudah di akses dari mana pun dan kapan pun, akan membuat pelajar mampu mempelajari segala sesuatu yang baru. Bahkan akan mendorong para pelajar untuk mempelajari lebih lanjut lagi.

Selain itu, IoT juga memberikan pekerjaan yang lebih efisien bagi para pengajar dan pelajar. Contohnya adalah, para pengajar mampu mengoptimalkan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh pelajar. Dengan menggunakan cloud, par apengajar juga mampu melihat hasil serta statistik masing-masing pelajar dengan informasi yang lebih cepat dengan cara mengumpulkan data hasil belajar.
Selain itu, IoT juga mampu mengurangi biaya operasional sekolah, salah satu contoh sekolah yang sukses mengurangi biaya adalah Sekolah di New Richmonde, Tipp City, Ohio, Amerika Serikat. Dalam laporan, mereka mampu mengurangi sekitar USD128,000 setiap tahunnya dengan menggunakan sistem pembelajaran berbasis web-terpusat untuk mengontrol semua peralatan mekanik di sekolah.

Masih banyak hal-hal lain yang akan didapatkan dalam memanfaatkan IoT dan teknologi modern lainnya. Berikut ada sedikit video untuk mengenal IoT lebih lanjut.

Jumat, 14 Desember 2018

LANDASAN TIK UNTUK PEMBELAJARAN

Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran, yaitu:
1. dari pelatihan ke penampilan,
2. dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja,
3. dari kertas ke “on line” atau saluran,
4. dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja,
5. dari waktu siklus ke waktu nyata
Permasalahan
Dalam pandangan tradisional di masa lalu (dan masih ada pada masa sekarang), proses pembelajaran dipandang sebagai:
(1) sesuatu yang sulit dan berat,
(2) upaya mengisi kekurangan siswa,
(3) satu proses transfer dan penerimaan informasi,
Permasalahan
(4) proses individual atau soliter,
(5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi,
(6) suatu proses linear.
TIK memandang pembelajaran sebagai:
Proses alami
Proses sosial
Proses aktif dan pasif
Proses linear dan atau tidak linear
Proses yang berlangsung integratif dan kontekstual
Aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur siswa
Aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.
Landasan filosofis
Teknologi merupakan penerapan ilmu, dengan demikian bahwa dalam penerapan teknologi komunikasi dalam pendidikan diharapkan membuka cakrawala keilmuan yang dilandasi oleh semangat mencari dan berinovasi dengan segala fasilitas yang diberikan. Oleh karena itu paham progresivisme tidak mengakui kemutlakan kehidupan, menolak absolutisme dan otoritarianisme dalam segala bentuknya.
(Brinkmann:1971)
Landasan Yuridis
Berdasarkan UU Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen telah diputuskan bahwa “setiap Guru harus dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik”.
Landasan Teoritis
Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan antara lain:
pertama , kreativitas memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya,
kedua , kreativitas memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah,
ketiga, kreativitas dapat memberikan kepuasan hidup, dan keempat, kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya
Tiga hal yang harus diwujudkan
Siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru
Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru
Guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencaqpai standar akademik.
Manfaat TIK
Mengubah peran guru;
Dari penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, akhli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar;
Dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran
Manfaat TIK
Mengubah peran siswa;
Dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran
Dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan
Dari pembelajaran sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.